Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Di Balik Gelegar Perang Robot TRANSFORMERS RISE OF THE BEASTS, Sentuhan Budaya Jadi Penyegar


Di Balik Gelegar Perang Robot TRANSFORMERS RISE OF THE BEASTS, Sentuhan Budaya Jadi Penyegar

Aku senang ada beragam sosok yang ditampilkan. Ada banyak representasi yang disuarakan dalam film semeriah TRANSFORMERS ini" ujar Anthony Ramos saat kami tanya via zoom tentang masa depan franchise. Dan kami sepakat dengan pemeran Noah dalam film TRANSFORMERS RISE OF THE BEASTS ini.

Ia meneruskan tongkat estafet dari Shia Labeouf dan Mark Whalberg sebagai tokoh manusia yang harus terlibat dalam perang Robot Transformers. Dikisahkan dalam filmnya, Noah adalah mantan tentara yang kini bekerja serabutan dengan mereparasi alat-alat elektronik. Dari situ ia menyambung hidup bersama ibu dan juga adiknya yang kena penyakit langka.

Ditekan kebutuhan sehari-hari, Noah akhirnya harus melakoni pekerjaan yang sebetulnya tak ingin ia ambil. Ia ikut mencuri mobil yang terparkir di basement salah satu orang kaya New York. Siapa sangka bahwa pekerjaan haram ini membawanya bertemu dengan salah satu Autobot, Mirage.

Bagi kaiian yang belum akrab menonton film-film Anthony, aktingnya mulai mencuri perhatian sebagai sahabat Lady Gaga dalam A STAR IS BORN, salah satu lead cast dalam drama Broadway HAMILTON, dan sebagai Usnavi dalam musikal IN THE HEIGHTS. Ia juga pernah mencicipi akting dalam film laga blockbuster GODZILLA KING OF THE MONSTERS sebagai salah satu tentara yang berjuang selamat dari amukan monster raksasa.

Kesempatan bisa bermain dalam RISE OF THE BEASTS ini seperti mimpi masa anak-anak yang terwujud. Sebabnya, sejak kecil Anthony sudah akrab dengan kisah Autobots. Malah ia mengaku bahwa kisah Beast Wars adalah salah satu favoritnya.

"Berakting dengan para robot ini seperti mimpi yang terwujud. Aku bisa membebaskan imajinasiku saat masih kecil saat syuting," ceritanya.

Dalam filmnya nanti tokoh Noah akan banyak mendapat screen time bersama para robot, baik dengan Autobots, Maximals, atau Terrorcon.

Masuknya Anthony Ramos tidak lain untuk memperkuat sentuhan budaya dalam filmnya. Steven Caple Jr (sutradara) dan Lorenzo di Bonaventura (produser) kompak menjawab bahwa selain aktingnya yang apik, Anthony dinilai pas untuk memperkuat vibe Brooklyn era 90'an yang menjadi setting cerita. 

"Ada banyak perpaduan di sini, salah satunya tentang budaya Brooklyn. Anthony sendiri berdarah Puerto Rico dan tumbuh besar di 90an. Dia merasa bangga bisa melakukan sesuatu untuk keluarganya, di mana ia menampilkan sosok yang sebelumnya jarang ada di film ini," ujar Steven Caple. 

Adegan-adegan ketika Noah diperkenalkan di awal-awal film, penonton akan bisa menikmati seperti apa keseharian kelas menengah Brooklyn dengan segala kesibukannya. Semua tergambar dari dialog-dialog Noah dengan rekannya, Reek (diperankan Tobe Nwigwe).

2. Duet Aktor Asal Brooklyn

Budaya Brooklyn makin kental dengan masuknya Dominique Fishback sebagai Elena, sosok ilmuwan perempuan. Elena digambarkan sebagai ilmuwan yang masih harus berjuang dengan karirnya di museum. Pasalnya ia selalu dianggap remeh atasannya. 

" Ia memerankan ilmuwan, bekerja di museum, lebih pintar dari bosnya, tapi dihalang-halangi dalam karirnya. Dia merasa sangat lekat dengan sosok seperti itu. Di atas semua itu, secara budaya, kita jarang melihat sosok-sosok seperti ini dalam film aksi besar seperti ini," papar Steven tentang sosok Elena. 

Ditambah lagi, ternyata Dominique dan Anthony yang sama-sama berasal dari Brooklyn ini sudah lama bersahabat. 

"Kami pernah berujar seperti ini, 'Hei kayanya kita butuh melakukan proyek bersama'. Dan kami akhirnya tak menyangka bisa bermain bersama dalam film sebesar TRANSFORMERS ini," kenang Dominique. 

Penonton bisa melihat seperti apa chemistry mereka mulai dari adegan di museum sampai adegan klimaks di kuil-kuil suku Maya Peru. 

3. Terobosan dalam Filmnya

4. Musik Hip-Hop yang Membangkitkan Nostalgia
Anthony dan Dominique seperti dibuai nostalgia saat menikmati musik-musik Hip-Hop era 90-an yang mendukung cerita. RISE OF THE BEASTS yang disebut sebagai sekuel dari BUMBLEBEE yang berlatar 80-an, melanjutkan gaya stylish mereka dengan mengusung era 90-an. 

"Ketika kamu dengar lagu Big G (Notorious G) di filmnya. Itu gila sih. Keren banget," pekiknya. 

Dominique lebih jauh lagi merasa terpanggil memori masa anak-anaknya karena musik-musik dalam film ini. "DMX, aku jadi ingat ketika aku masih umur 6, ayahku menjemput pakai Jeep. Selalu dia putar musik DMX. itu selalu menjadi bagian masa kecilku di Brooklyn. Dan ketika tahu musiknya ada dalam film, trailer, dan nanti keluargaku akan menontonnya. Sungguh mengagumkan," tuturnya. 
Bersiaplah mendengar lagu-lagu upbeat dari LL Cool J, Black Sheep, sampai WuTang Clan dalam filmnya. 

5. Jelajah ke Penjuru Dunia

Melanjutkan tradisi di film-film sebelumnya, RISE OF THE BEASTS juga akan membawa penonton ke lokasi-lokasi baru yang tak hanya mendukung cerita tapi juga menghadirkan visual yang menawan. 

Dalam AGE OF EXCTINCTION, penonton dibawa ke daerah pemukiman padat dan metropolis di Tiongkok. Sementara di THE LAST KNIGHT, penonton mencicipi sedikit lanskap perbukitan hijau di Inggris. Dalam ROTB, Lorenzo membawa penonton ke Peru dengan landskap pegunungan dan kuil Suku Maya. 

"Kami ingin menunjukkan kepada penonton budaya-budaya yang berbeda. Dalam setiap film kami berupaya menunjukkan itu. Kami tidak hanya menunjukkan tentang budaya Brooklyn tapi juga Budaya Peru. Itu yang membuat penonton Transformers mendapat pengalaman baru," tuturnya. 

Dari sisi cerita, Lorenzo mengungkap bahwa setting cerita adalah salah satu topik diskusi terberat yang harus dilakukan. Ia tak ingin cerita Maximals ini seakan dipaksakan dengan tiba-tiba muncul di kota besar seperti New York. 

Tokoh Maximals yang baru dikenalkan di sini berwujur binatang raksasa. Akan sangat aneh jika mereka tanpa sebab yang kuat muncul di sana. Oleh karenanya, Lorenzo memutuskan untuk memilih Peru sebagai tempat munculnya Maximal untuk pertama kaii di Bumi. 

Salah satu Autobots, yang bernama Wheeljack nanti juga akan muncul dalam dialek dan logat ala Peru. Menarik bukan?

Posting Komentar untuk "Di Balik Gelegar Perang Robot TRANSFORMERS RISE OF THE BEASTS, Sentuhan Budaya Jadi Penyegar"